JatimTerkini.com
Headline JTJakartaTerkini

Siap-siap, Indonesia bakal kebanjiran beras impor dari Thailand

Sekitar 2 juta ton beras asal Thailand bakal membanjiri pasar Indonesia. Foto: ist

JATIMTERKINI.COM: Beberapa pekan belakangan harga beras kembali meroket. Bahkan, melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Mahalnya harga beras ini dikabarkan lantaran kurangnya stok beras di pasaran. Sehingga, pemerintah akan melakukan kebijakan impor 2 juta ton beras dari Thailand.

Lantas, apakah pasokan beras dari petani memang benar-benar kurang, ataukah memang ada ‘oknum besar’ yang sengaja memainkan harga beras di masyarakat?

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, Indonesia akan mengimpor beras asal Thailand sebanyak dua juta ton jika produksi dalam negeri kurang.

Dikatakan, Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, rencana impor beras dari Thailand untuk menanggulangi harga bahan pokok tersebut yang tinggi, bahkan lebih tinggi lagi.

“Ini bisa jadi (langkah) antisipasi melalui rakornas dan ratas, tentunya dengan persetujuan Presiden dan Menteri. Tahun lalu 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tetapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi,” tegas Sarwo dalam keterangannya kepada awak media.

Terkait dengan harga beras yang tinggi di pasaran dalam beberapa waktu terakhir, Sarwo menilai, hal itu diakibatkan oleh tingginya ongkos produksi, hingga dampak El Nino 2023, yang membuat waktu tanam mundur.

“Pertama, memang ongkos produksinya naik, di pupuknya naik, kemarin dampak dari El Nino kekeringan, kemudian air juga kurang, panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang, otomatis harga naik,” kata Sarwo lagi.

Sarwo juga menegaskan, kenaikan harga beras ini tidak ada kaitanya dengan waktu yang menjelang Ramadhan, tetapi memang dampak waktu tanam mundur dan El Nino.

“Enggak, karena memang waktu tanam kita mundur, sehingga waktu panen kita juga mundur. Itu sebagai konsekuensi itu dari adanya el nino,” jelas dia.

Disinggung terkait adanya potensi penimbunan beras karena harga sedang tinggi, Bapanas menjelaskan tidak ada penimbunan dan diharapkan dalam waktu dekat harga beras bisa normal kembali.

“Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal. Sehingga mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa normal,” tambahnya. (rd)