Banyuwangi (jatimterkini) – Para Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur berkunjung ke Banyuwangi. Mereka singgah di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Minggu malam (7/11).
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Tampak hadir Katib Syuriyah PWNU Jatim KH Syafrudin, KH. Abdussalam Shohib dari Jombang, KH Ahmad Fahrur Rozi dari Malang, KH Muhammad ‘Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar) dari Kediri, KH Ahsanul Haq dari Surabaya, dan sejumlah nama lainnya. Hadir pula pula Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH Zainullah Marwan dan Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini.
”Matur sembah nuwun rawuhnya para kiai. Ini kehormatan bagi Banyuwangi. Tentunya kami memohon doa dan arahan, semoga Banyuwangi diberi keberkahan oleh Allah SWT, juga dihindarkan dari segala macam musibah, penyakit, dan marabahaya,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Ipuk mengatakan, ulama dan santri menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya membangun dan memajukan daerah. ”Terima kasih para kiai dan santri yang selama ini ikut bersama-sama memajukan Banyuwangi,” ujarnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung gayeng tersebut, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengapresiasi kemajuan Banyuwangi. Mulai dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sampai penanganan Covid-19. “Semoga Banyuwangi akan semakin maju dan tambah berkah,” doa Kiai Marzuki.
Kiai Marzuki juga berpesan untuk terus melanjutkan program insentif guru ngaji. Selain itu, meningkatkan kualitas pendidikan bagi para santri. Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang, tersebut juga mengapresiasi program beasiswa ”Banyuwangi Cerdas” dengan mengirimkan anak-anak muda berkuliah gratis, dan berharap program itu bisa terus diperluas dengan menyasar para santri.
Bupati Ipuk menyambut antusias hal tersebut. Dia menyebutkan bahwa insentif guru ngaji telah dan akan terus dijalankan oleh Pemkab Banyuwangi. Semua itu dijalankan atas arahan para kiai. “Selama ini, sejak periode kepemimpinan bupati sebelumnya, Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan insentif bagi para guru ngaji. Tahun ini pun kebijakan itu terus dilanjutkan. Dan saya pastikan ke depan akan terus ada, kami upayakan akan terus diperluas tentunya seiring kemampuan anggaran daerah,” terang Ipuk.
Selain itu, imbuh Ipuk, Banyuwangi terus menyalurkan program hibah bagi masjid, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya. “Semoga sentuhan kecil pemerintah ini nantinya dapat meningkatkan semarak dakwah ahlussunnah wal Jama’ah, menebar Islam yang ramah dan penuh rahmat bagi semuanya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga dipaparkan upaya-upaya Banyuwangi dalam pemulihan ekonomi. Di antaranya program ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia untuk UMKM, bantuan warung naik kelas, bantuan PKL selama masa PPKM, bantuan alat produktif untuk warga kurang mampu, berbagai program kewirausahaan, dan sebagainya.
Ipuk mengatakan, pandemi pasti berdampak ke perekonomian. Sebelumnya, pendapatan per kapita Banyuwangi berhasil meningkat dari kisaran Rp20 juta menjadi Rp51,8 juta, berhasil melampaui sejumlah daerah lain di Jatim. Demikian pula kemiskinan ditekan ke level 8 persen dari sebelumnya selalu dua digit. Mitigasi peningkatan kemiskinan pun telah dilakukan, sehingga ketika di daerah lain kemiskinan bisa meningkat hingga di atas 1 persen pada masa pandemi, di Banyuwangi naik sekitar 0,5 persen. ”Tentu tantangan saat pandemi ini berbeda dengan sebelumnya. Kita terus bekerja dan optimistis bisa rebound, tentu juga atas doa dan arahan para kiai,” tegas Ipuk. (Budi Wiriyanto/*)