JatimTerkini.com
Headline JTJatimMalangTerkini

Mendekati coblosan, KPU Malang gelar simulasi

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan SDM KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika. Foto: ist

JATIMTERKINI.COM: Untuk memastikan kesiapan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Malang menggelar simulasi pencoblosan, Rabu (27/12/2023).

Menurut Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan SDM KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika.

, simulasi tersebut bertujuan untuk mengetahui segala proses kesiapan petugas PPK, PPS, dan KPPS di masing-masing TPS.

“Jadi nanti sejak TPS dibuka pukul 07.00 WIB sampai tutup jam 13.00 WIB, apa yang nanti kemungkinan terjadi bisa diketahui sejak dini melalui simulasi pencoblosan hari ini,” kata Dika, sapaan akrabnya.

Menariknya, simulasi pencoblosan kali ini mendatangkan pemilih asli dari wilayah Kepanjen. Dan pemilih tersebut terdaftar dalam DPT dalam hak pilihnya.

“Dari proses penggunaan hak suaranya bagi pemilih, tentu berbeda dari situasi dan kondisinya. Misalnya dalam kondisi sedang sakit, atau disabilitas itu bagaimana perlakuannya dalam TPS, apakah disediakan kursi khusus dan lain lain atau tidak. Apakah ada alat bantu bagi tuna netra, misalnya menggunakan pendamping, kegiatan itulah yang kami simulasikan bagi pemilih,” kata Dika lagi.

Dalam simulasi itu, Dika memastikan tidak ada kendala dan masalah dalam pelaksanaan simulasi. “Dari simulasi ini kita nengetahui minimal situasi TPS nantinya ya akan seperti ini. Yang pasti pintu masuk dan pintu keluar jika pakai kursi roda bisa langsung masuk dalam TPS, kemudian siapapun tadi tidak boleh berada dalam TPS kecuali petugas KPPS, Petugas Penertiban, Pemilih dan saksi,” papar Dika.

Sementara, terkait proses rekapitulasi suara yang memakan waktu lama, Dika menjelaskan, bahwa Pemilu 2024 berbeda dengan sebelumnya soal rekapitulasinya.

“Nanti kita menggunakan SiRekap, sistem penghitungan rekapitulasi. Kalau kemarin kan disalin satu persatu menggunakan cara konvensional, Pemilu 2024 menggunakan alat penggandaan menggunakan printer dan scanner, setidaknya menghemat waktu. Minimal petugas KPPS tidak mengulang, menulis lagi, menyalin berulang kali yang didalamnya ada resiko kesalahan tulis. Dan itu sambil kita menunggu regulasinya yang akan diturunkan serta menunggu fasilitasi peralatannya,” beber Dika.

Dika berharap, digelarnya simulasi pencoblosan, pihaknya bisa mengetahui situasi apa saja yang terjadi dalam TPS nantinya.

“Bentuk simulasi hari ini kita dokumentasikan sebagai bentuk sosialisasi juga. Dan terakhir, kita ingin menunjukkan pada publik bahwa kita, KPU sudah siap menggelar Pemilu 2024, dimana secara teknis pemilihan sudah diatur sedemikian rupa seperti dalam simulasi hari ini,” tambahnya. (Rudi)