JatimTerkini.com
Surabaya

Muhammadiyah Menerima Izin Tambang : Pemuda Muhammadiyah Surabaya Yakin Bukan Keputusan Satu Hari

Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin

Surabaya JT – Muhammadiyah dikabarkan telah memutuskan untuk menerima izin usaha pertambangan (IUP) yang diberikan pemerintah. Kabar ini telah beredar luas di sejumlah media.

Dalam laporan Tempo, misalnya, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut sudah diputuskan dalam rapat pleno. Meski, ada sejumlah catatan yang diberikan.

Akan tetapi, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin mengatakan agar masyarakat menunggu sikap resmi PP Muhammadiyah. Kabar ini pun menuai beragam komentar. Baik yang pro maupun kontra.

Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya Alfianur Rizal RR turut memberikan tanggapan. Baginya, Muhammadiyah menerima ataupun tidak, pertambangan akan tetap berjalan.

Maka, kata Alfi, sapaan akrabnya, masuknya Muhammadiyah dalam wilayah pertambangan diharapkan mampu menjadi penyeimbang dan tetap dengan prinsip mencerahkan.

“Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukan sebatas selesai di rapat pleno, tapi melalui proses musyawarah yang amat mendetail dengan mempertimbangkan segala aspek. Muhammadiyah bukan ormas kemarin sore yang berperan membangun negeri ini. Begitu pula ormas lain yang menerima hal serupa. Saya yakin banyak pertimbangan yang mendalam demi kemaslahatan umat dan negeri ini,” tuturnya kepada media, Kamis (25/7/2024).

“Hanya oligarki yang patut kita lawan,” tegasnya.

Alfi lantas mengimbau kepada seluruh kader Muhammadiyah.

“Terkadang kita sebagai kader hanya perlu kembali pada mars sami’na waa atho’na,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Alfi mengatakan bahwa mungkin ini bagian dari rasa takzim kader kepada para ayahanda. Yang kita sama-sama tidak tau mana yang benar dan mana yang salah, Manusia tugasnya berikhtiar.

“Dengan segala kerendahan hati dan memohon petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala, saya hanya tidak ingin Muhammadiyah terpecah. Kita ini besar karena sejarah, tapi kenyataan saat ini kita harus sadar bahwa kita butuh tenaga ekstra dalam rangka bersatu untuk melawan oligarki,” bebernya.

Suka tidak suka, kata Alfi, saat ini kita masih sering mengglorifikasi kesuksesan para pendiri Muhammadiyah. Tapi, kita lupa bagaimana Muhammadiyah saat ini dan akan datang. Maka, hanya semangat sami’na waa atho’na yang sementara harus tetap kita pegang teguh.

“Sekali lagi, tugas manusia hanya berikhtiar. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tandasnya.