JatimTerkini.com
ArtikelHeadline JTReligiTerkini

Kisah Sunan Kalijaga hingga diterima di kalangan Walisongo

Ilustrasi Sunan Kalijaga atau Raden Said. Foto: net

JATIMTERKINI.COM: Sunan Kalijaga mempunyai nama asli Raden Said. Dia merupakan putera dari Adipati Tuban, Temengung Wilatika Kerajaan Majapahit.

Raden Sahid lahir 1450 Masehi. Dan meninggal pada 1513 Masehi.

Raden Said antara kerabat Walisongo dengan sebutan lain, yakni Sunan Malaya. Karena, sewaktu dalam hidup suka berkelana hingga di bumi seberang (Tanah Melayu). Selain itu, Raden Said ini pernah berguru di Pulau Upeh dan Pulau Besar pada Wali Lanang Sultanul Ariffin Syeh Ismail.

Ketika Majapahit dalam masa pergolakan, Raden Said pernah menjadi perampok yang sangat ditakuti. Saat itu, Raden Said dikenal dengan sebutan Loka Jaya.

Namun, dalam aksinya Raden Sahid pilih-pilih ketika merampok. Dia lebih memilih merampok orang-orang kaya.

Dan hasil rampokan itu tidak dimakan sendiri. Melainkan dibagi-bagikan kepada rakyat miskin.

Sehingga, meski disebut perampok, tetapi Raden Said adalah pahlawan bagi rakyat miskin.

Hingga pada akhirnya Raden Said bertemu dengan Sunan Bonang, atau Raden Makdum, yang merupakan anak Sunan Ampel.

Setelah mrlalui proses panjang, akhirnya Raden Said diterima di kalangan Walisongo dengan gelar Sunan Kalijaga.

Syair dakwah terkenal Sunan Kalijaga hingga sekarang sebagai berikut:

“Ilir-ilir, ilir ilir tandure wis sumilir. Tak ijo royo royo dak sengguh penganten anyar.

Cah angon cah angon, penekno blimbing kuwi,
Lunyu lunyu penekno kanggo masuh dodotira.

Dodotira dodotira, kumitir bedhah ing pinggir, Domona jlumatana kanggo seba mengko sore.

Mumpung jembar kalangane, mumpung padhang rembulance, Yo surak a, surak, horeee.”

Artinya: Makin subur dan tersiarlah agama Islam yang disebar oleh para wali. Hijau warna lambang Islam, pengantin baru berarti agama Islam agama baru yg menapak di tanah Jawa. Cah anggon lambang penguasa atau pemimpin rakyat. Hai para penguasa, cepatlah masuk agama Islam. Maksud ini dilambangkan pada penekno blimbing yang punya ciri 5 segi, seperti juga rukun Islam yang ke 5. (Dw)