JatimTerkini.com
Terkini

Keseruan Police Goes to School di SMA Negeri 1 Panggul

Polres Trenggalek – Sejumlah petugas dari Satlantas Polres Trenggalek berkunjung ke salah satu sekolah favorit di Kecamatan Panggul tepatnya SMA Negeri 1. Kehadiran petugas kepolisian yang lebih dikenal dengan sebutan Polantas ini dalam rangka police goes to school. Selasa, (19/11).

Uniknya, kegiatan yang bersifat edukasi ini tidak digelar di aula atau ruang kelas seperti pada umumnya melainkan di lapangan sekolah yang biasa digunakan untuk kegiatan olahraga maupun upacara bendera.

Tidak sekadar edukasi seperti metode ceramah dalam kelas, petugas bahkan memberikan contoh konkret bagaimana berkendara yang aman dan berkeselamatan lengkap dengan sepeda motor dan helm pengaman. Sejumlah siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang apapun terkait dengan kelalulintasan.

Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si. melalui Kasatlantas AKP Agus Prayitno, S.H., mengatakan, police goes to scool kali ini sengaja menyasar wilayah pesisir untuk memberikan edukasi kepada pelajar tentang tertib berlalu lintas.

Hal ini bukan tanpa sebab, sebagian masyarakat menilai bahwa wilayah kecamatan yang relatif jauh dari pusat kota lepas dari pantauan petugas sehingga kurang memperhatikan keselamatan berlalu lintas saat berkendara.

“Stigma ini yang coba kita kikis. Berkendara dimanapun, ada petugas atau tidak, wajib mentaati dan patuh aturan berlalu lintas.” Ujarnya

Pada sisi yang lain, hasil dari Operasi Zebra Semeru 2024 yang lalu menunjukkan data yang cukup memprihatinkan, dimana 71% penindakan merupakan pelanggaran pengendara di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar. Hal ini tentunya menjadi concern bagi semua pihak untuk bersama-sama menumbuhkan tertib berlalu lintas dikalangan pelajar.

“Salah satu upaya preemtif yang kita lakukan adalah melalui program police goes to school ini.” Imbuhnya.

Disinggung tentang metode edukasi yang diterapkan, pihaknya menegaskan, hal tersebut menyesuaikan dengan audiens yang menjadi sasaran kegiatan. Untuk di lingkungan sekolah, lebih banyak menggunakan pendekatan interaktif dengan stimulus-respon ataupun studi kasus, disisipi dengan berbagai game atau out door learning sehingga lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa.

“Tentunya kita berkolaborasi dengan pihak sekolah, agar kegiatan juga tidak mengganggu proses belajar siswa itu sendiri.” Ucapnya.

Pihaknya berharap dengan masifnya kegiatan seperti ini, semakin menumbuhkan semangat perubahan dan menggugah kesadaran tertib berlalu lintas serta menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar.