Jakarta-JATIMTERKINI.COM: Navigating the Future: Safety First! atau Menavigasi Masa Depan: Keselamatan adalah yang Utama!’ merupakan tema peringatan Hari Maritim se Dunia, yang jatuh pada tanggal 26 September 2024.
Dengan demikian, transportasi laut yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan sangat dibutuhkan dalam setiap aspek pelayaran.
Dalam keterangannya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Capt Antoni Arif Priadi, menyatakan komitmen Ditjen Hubla untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan transportasi laut. Terlebih lagi, dalam hal keselamatan pelayaran yang menjadi prioritas utama.
“Keselamatan adalah aspek yang tidak bisa ditawar dalam dunia pelayaran. Ditjen Hubla berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas transportasi laut di Indonesia berjalan sesuai dengan standar keselamatan internasional,” kata Dirjen Hubla dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, Antoni juga menyampaikan capaian yang diraih Ditjen Hubla, baik dalam aspek pembangunan infrastruktur maritim maupun peningkatan kualitas layanan transportasi laut.
Dan tentunya, semua bagian dari upaya memajukan sektor maritim nasional. Apalagi, dalam 10 tahun terakhir, rangkaian pembangunan infrastruktur transportasi laut telah dilaksanakan. Tujuannya, untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas. Yakni, 28 pelabuhan baru dan 165 rehabilitasi pelabuhan di berbagai penjuru Nusantara.
Tak hanya infrastruktur, salah satu program unggulan Ditjen Hubla yang menjadi sorotan adalah Program Tol Laut.
Tol laut melayani 39 trayek dan berhasil menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Tol Laut menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional. Dengan adanya Tol Laut, disparitas harga barang di wilayah barat dan timur Indonesia dapat ditekan secara signifikan,” jelas Antoni.
Dikatakan Antoni, Ditjen Hubla juga mengoperasikan kapal perintis dan kapal ternak yang memiliki peranan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat di wilayah terpencil dan memperlancar distribusi ternak dari sentra produksi ke daerah-daerah konsumsi.
“Saat ini, kapal perintis melayani 107 trayek dan kapal ternak melayani 6 trayek, yang bukan hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga bagian penting dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional,” paparnya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, Ditjen Hubla juga telah melakukan berbagai transformasi digital untuk memudahkan pelayanan di sektor transportasi laut. Diantaranya, penerapan sistem informasi digital di pelabuhan, yakni Inaportnet.
Sejak diluncurkan, Inaportnet telah mengalami perkembangan pesat. Sistem tersebut telah diterapkan pada 264 pelabuhan di Indonesia dan menjangkau berbagai wilayah strategis.
Pada momentum Hari Maritim Sedunia, Ditjen Hubla mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor maritim untuk bekerja sama dalam menciptakan transportasi laut yang lebih aman, efisien dan berkelanjutan.
“Kita menavigasi masa depan bersama-sama, dengan menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh pihak yang terlibat di sektor maritim,” tambahnya. (Rud)