JATIMterkini l SURABAYA – Mustasyar (penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meminta untuk tidak menjual agama untuk kepentingan politik. Menurutnya Partai Politik itu menjual program.
“Kalau ada yang menjual agama untuk kepentingan politik itu tidak benar. Kalau politik ya politik saja tidak perlu bawa agama maupun identitas,” ujar Kiai Said saat memberikan tausyiah pada istighosah DPD PDIP Jatim, Kamis (26/1).
Kiai Said menambahkan begitu pula pada sistem bernegara, pada Al Quran tidak ketentuan harus khilafah. Menurutnya kerajaan, kesultanan, keamiran maupun republik boleh. “Yang penting ada keadilan, kebersamaan dan kemakmuran,” tegasnya.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri Walikota Surabaya tersebut Kiai Said juga menyebutkan bahwa Eri Cahyadi Calon Gubernur Jawa Timur. “InsyaAllah Calon Gubernur Jatim,” ujar Kiai Said saat memberikan sambutan.
Sementara itu Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan banyak survei yang mengapresiasi DPC PDIP Kota Surabaya dan Walikota Surabaya yang merupakan PDIP. Meski demikian saat ditanya terkait pernyataan Kiai Said dan pemberian potongan tumpeng dari Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi kepada Eri Cahyadi, Untari mengatakan semua kader PDIP berpotensi. “Masih jauhlah, kalau itu urusan Ketua Umum ya. Kita hanya bisa mengusulkan. Yang pasti kita fokus untuk pemilihan legislatif dulu,” terangnya.
Ditanya terkait pemberian tumpeng oleh Kusnadi, Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan sebenarnya potongan tumpeng untuk memberikan semangat kepada dirinya sebagai kader PDIP, sesuai pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk selalu membumi pada masyarakat.”Saya tidak mikir Pilwali, Pilkada atau pemilihan lainnya. Saya hanya mikir pesan Ayah saya agar berbuat baik untuk umat. Tentu ini akan saya lakukan agar menerangi makam beliau. Sehingga saat ini saya hanya berjuang agaimana masyarakat Surabaya itu bisa bahagia dan sejahtera,” jelasnya.
Eri menambahkan sudah ada tugas dari Ketum PDIP Megawati yakni harus menghilangkan stunting, kemiskinan dan pengangguran. “Semua yang saya lakukann untuk masyarakat Surabaya. Ini sama dengan disampaikan oleh Kiai Said Aqil sirad. Artinya tujuan saya saat ini di Surabaya ini tidak ada lagi yang menangis karena kemiskinan, putus sekolah dan kekurangan. Kalau memang ditakdirkan kesana ya Wallahu A’lam tergantung Gusti Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dikandani aku wes gak mikir pil pilan kok,” pungkasnya.