JatimTerkini.com
Terkini

Cara Pengelola Bioskop Patuhi Prokes, Pengunjung Dibatasi, Tiket Dirobek Sendiri

Koordinator Pengelola Bioskop Movimax, Alfin (kanan) didampingi Markom Kaza Mall Surabaya, Tantri (kiri) di Surabaya Senin (18/10). (foto/bambang wiliarto)

Surabaya, (jatimterkini.com) – Disiplin protokol kesehatan/prokes menjadi harga wajib di masa pandemi. Termasuk, bagi pengelola hiburan bioskop. Dibukanya tempat hiburan membawa angin segar bagi pengelola industri hiburan ini.

Agar standar prokes terjamin, banyak cara dilakukan para pengelola bioskop di Surabaya. Seperti, membatasi pengunjung hingga tiket dirobek sendiri oleh pengunjung. Industri bioskop mulai dibuka di Kota Pahlawan sejak 2 April 2021.

Namun, hanya sebentar. Lalu, ditutup lagi sejak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM. Bioskop kembali diperbolehkan buka ketika level PPKM Kota Surabaya mulai turun.

Sejak, 16 September lalu. “Selama buka, prokes diperketat. Kapasitas kursi hanya 50 persen. Pengunjung dicek suhu dan wajib menunjukkan bukti vaksinasi minimal satu kali,” kata Koordinator Pengelola Bioskop Movimax, Alfin, didampingi Markom Kaza Mall Surabaya, Tantri, Senin (18/10) kemarin.

Selain cek suhu, pengunjung disemprot hand sanitizer. Dan, mereka diminta merobek sendiri tiketnya. Tiket yang sudah dirobek di tempatkan di sebuah nampan. Cara ini menghindari kontak langsung antara pengelola dengan pengunjung.

Umur pengunjung juga dibatasi. Usia dibawah 12 tahun dilarang masuk. Hanya yang sudah dewasa. “Tentunya, minimal pernah divaksin satu kali,” tambah pria asal Malang tersebut. Sesuai arahan Satgas Covid-19, jam buka bioskop juga dibatasi. Lebih singkat. Mulai pukul 13.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Sebelum pandemi, bioskop menjadi tempat hiburan favorit masyarakat Surabaya. Biasanya, dari kapasitas kursi 195 dan 151 kursi, selalu penuh. Sejak pandemi, kapasitas dikurangi hanya 75 orang. Itupun tidak selalu penuh.

Kebijakan buka tutup tempat hiburan membuat bisnis ini masih lesu. Masyarakat masih enggan berlibur ke bioskop. Meski, film-film yang ditawarkan relatif baru. Dan, favorit anak muda. Nyatanya, animo pengunjung masih sepi.

Pandemi memang membuat pengelola bioskop kelimpungan. Setahun lebih bioskop tutup sejak Maret 2020 hingga April 2021. Padahal, meski tutup, biaya operasional jalan terus. Mulai sewa gedung, bayar listrik hingga gaji pegawai.

“Biaya masih tetap normal, terutama sewa gedung. Ini cukup membuat kelimpungan,” keluh Alfin. Pihaknya optimis, pandemi segera berakhir. Apalagi, vaksinasi terus dikebut pemerintah. Harapannya, industri hiburan bisa kembali pulih. Ekonomi bergeliat lagi.

Dia juga mengajak pengelola hiburan yang mulai buka tetap disiplin prokes. Sebab, dengan prokes, semua bisa mencegah penularan Covid. Meski sudah divaksin, disiplin prokes di tempat hiburan harus jalan terus.

“Semua kru kami harus bermasker dan pakai sarung tangan saat bertugas. Jadi, harus disiplin,” tegasnya. Semua kru juga wajib vaksin. Sehingga, tercipta imunitas massal di lingkungan bioskop. (bambang wiliarto)