JatimTerkini.com
EkbisHeadline JTTerkini

MUFG akan jual saham Toyota keseluruhan, ada apa?

Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), perusahaan finansial terbesar di Jepang bakal menjual saham Toyota. Foto: net

JATIMTERKINI.COM: Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dikabarkan akan menjual saham Toyota keseluruhan. Lembaga keuangan terbesar di Jepang ini akan menjual saham tersebut bersama Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) senilai ¥1,32 triliun atau $8,5 miliar.

Dilansir dari Bloomberg Technoz, sebuah sumber menyebut bahwa tidak menutup kemungkinan penjualan dilakukan untuk seluruh saham kepemilikannya di Toyota.

Meski, kata sumber itu, kedua perusahaan finansial itu mengambil keuntungan dari rencana Toyota yang akan membeli kembali saham tersebut, divestasi akan dilakukan seiring berjalannya waktu. Hal itu untuk meminimalkan dampak terhadap harga saham perusahaan.

Namun, rencananya kedua perusahaan itu akan menjual saham secara bertahap, dampak divestasi baru akan terlihat paling cepat pada rapat umum 2025 mendatang.

Para pemegang saham Toyota akan bertemu pada 18 Juni. Tiga proposal telah diajukan menjelang pertemuan di kantor pusat Toyota City, Prefektur Aichi. Bahkan, 10 anggota dewan, termasuk Chairman Akio Toyoda, akan diangkat kembali.

Pada bulan Mei, penasihat proxy Institutional Shareholder Services Inc. dan Glass Lewis & Co. mendesak pemegang saham untuk memberikan suara menentang Toyoda, dengan alasan masalah baru-baru ini dengan sertifikasi keselamatan di beberapa anak perusahaan serta kurangnya independensi di dewan.

Toyoda, cucu pendiri Yoyota mengundurkan diri dari jabatan CEO untuk menjadi ketua. Selama 14 tahun masa jabatannya, ia terlibat erat dalam pengembangan produk baru, dan membantu Toyota mengatasi gempa bumi besar di Jepang Timur pada tahun 2011 dan pandemi Covid 19.

Rekor penjualan kendaraan sebesar 11,2 juta unit pada tahun 2023 telah membantu Toyota tetap mengungguli Volkswagen AG sebagai produsen mobil top dunia selama empat tahun berturut-turut.

Suara pemegang saham untuk pengangkatan kembali Toyoda mencapai 98,3% pada tahun 2020, namun rasio tersebut telah menurun.

Jumlah tersebut mencapai 84,6% pada tahun lalu, terendah di antara anggota dewan. Penurunan dukungan berasal dari kritik bahwa Toyota menunda peralihan ke kendaraan listrik bertenaga baterai. Hal itu dikatakan Julie Boote, analis di firma riset Pelham Smithers Associates yang berbasis di London.

“Mengingat kesuksesan Tesla pada saat itu dan tingkat pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang kuat, pelaku pasar dan investor yakin bahwa Toyota benar-benar bertaruh pada pihak yang salah,” jelas Boote.

Skandal sertifikasi baru-baru ini yang menemukan bahwa beberapa kendaraan tidak diuji dengan benar menjadi lebih fokus, katanya. Namun dia menambahkan bahwa itu bukan alasan yang cukup untuk merombak manajemen dan dewan.

“Prosedur pengujian yang ketinggalan jaman harus disalahkan atas perbedaan antara pengujian sebenarnya dan pengujian yang diwajibkan,” kata Boote.

“Ini bukan alasan yang cukup untuk merombak manajemen dan dewan direksi,” tambahnya.

Sementara, rencana penjualan saham Toyota secara keseluruhan oleh MUFG memunculkan tanda tanya besar. Apalagi, entitas MUFG Bank Ltd sempat mengumumkan jika kantor cabangnya di Jakarta dinobatkan sebagai “Best International Bank” di Indonesia oleh Asiamoney.

Diketahui, Asiamoney adalah bagian dari Euromoney Institutional Investor Group, yang merupakan majalah triwulanan ternama yang membahas industri perbankan dan pasar modal di kawasan Asia.

Perwakilan Toyota, MUFG dan SMFG belum memberikan keterangan resmi terkait hal ini. (Rd)