Pembaca Gapura yang Terhormat
Inovasi. Itulah kata kunci yang dibangun Pemerintah Kota Surabaya. Cukup banyak inovasi yang untuk memangkas jarak, mempersingkat waktu, dan menekan biaya.
Di era serba digital tuntutan memberikan pelayanan cepat, tepat, dan akurat sudah menjadi kebutuhan. Semuanya bisa dikontrol dalam satu genggaman. Yakni gawai. Juga bisa melalui komputer atau laptop. Pemantauan melalui piranti lunak ini memudahkan pemerintah menuntaskan semua jenis layanan. Bukan sekadar mengontrol atau melihat.
Satu hal. Pemkot Surabaya tidak mau menjadi drone. Melayang, melihat, dan merekam dari atas, kemudian membagikan ke sana ke mari. Jika bateri habis, drone tidak bisa melayang. Layanan dan komunikasi yang dibangun Pemkot Surabaya layaknya kabel jaringan. Jika satu kabel aus atau rusak, maka seluruh sistem tidak berfungsi.
Satu sama lain saling berinteraksi dan saling terhubung. Terciptalah integrasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bidang layanan.
Wali Kota Eri Cahyadi menginstruksikan semua OPD terlibat di dalam layanan digital. Harapannya tidak seperti drone, yang hanya melihat dari atas. Namun mengubah menjadi kabel yang saling terkait dan erat keterlibatannya.
Struktur yang dibangun Pemkot Surabaya sudah bisa dilihat dengan jelas. Namanya layanan berbasis digital. Sejumlah layanan baik berbentuk aplikasi maupun web sudah bisa dinikmati seluruh warga Surabaya. Mau apa saja bisa.
Menyampaikan uneg-uneg, usulan, meminta bantuan sosial, layanan sidang di Pengadilan Agama, sampai berinvestasi, bisa dilakukan melalui dunia maya. Warga bebas menggunakan perangkat. Bisa memakai gawai, komputer, maupun laptop. Pekerjaan itu bisa dilakukan warga saat menyeduh kopi sambil mengenakan sarung. Sebagai layanan digital, tentunya bisa diakses 24 jam. Bahkan warga bisa mengakses sambil nyeduh kopi.
Imbas dari layanan digital ini cukup efektif. Tidak ada lagi surat-menyurat dalam bentuk fisik. Kertas dan bolpoin sudah tidak lagi dominan. Termasuk stempel bisa dilakukan secara digital. Kebocoran bisa direduksi. Biaya tak terduga juga bisa dipangkas.
Hal yang tidak kalah penting adalah implementasi di era pandemi Covid-19 seperti saat ini. Tidak perlu tatap muka untuk menghindari penularan virus corona. Semua bisa dilakukan di depan komputer atau gawai.
Kemudahan dan terobosan digital ini menjadikan Surabaya layak disebut Digital City atau Kota Digital. Inovasi ini bahkan membuat iri kota-kota lain. Sejumlah kepala daerah berduyun-duyun belajar inovasi dari Pemkot Surabaya.
Sampai-sampai para peneliti, dosen, dan mahasiswa tertarik melihat dapur pacu milik Pemkot Surabaya. Bak gawai, spesifikasi yang dimiliki Pemkot Surabaya dalam bidang layanan layaknya flagship. Prosesor dan memori internalnya seri teranyar. Semuanya untuk memanjakan warga Kota Pahlawan agar lebih sejahtera.
Kami persembahkan Majalah Gapura edisi September 2021!